LATAR BELAKANG
Taman Baca Cendekia didirikan sebagai jawaban atas kebutuhan literasi yang berkualitas, terutama untuk anak-anak dan orang tua mereka. Di lingkungan kami, terdapat sebuah PAUD yang menginspirasi kami untuk menyadari kebutuhan yang signifikan akan bahan bacaan berkualitas tinggi. Buku-buku ini tidak hanya mendukung perkembangan kognitif dan imajinasi anak-anak, tetapi juga berfungsi sebagai alat edukasi bagi orang tua. Melalui Taman Baca Cendekia, kami ingin memberikan ruangyang nyaman dan inspiratif bagi anak-anak untuk mengeksplorasi dunia melalui buku sejak dini. Selain itu, taman baca ini juga diharapkan dapat menjadi sarana belajar dan berbagi informasi bagi para orang tua mengenai pengasuhan, pendidikan, dan pembentukan karakter anak. Dengan koleksi bahan bacaan yang beragam, kegiatan mendongeng, dan pelatihan literasi keluarga, Taman Baca Cendekia berkomitmen untuk menjadi pusat literasi yang inklusif dan ramah keluarga di lingkungan sekitar.
BIDANG KOLEKSI : Edukasi dan Non-Fiksi
JUMLAH KOLEKSI : 1500 Buku
JAM OPERASIONAL : Senin - Jumat 08.00 - 12.00
INSTAGRAM : @tbm.cendekia
CP : (+62) 813 3164 9600 Nurul
LOKASI : KRAJANG, WONOREJO, KEC. KENCONG, JEMBER
NURUL LAILA
FOUNDER OF TBM CENDEKIA
AKTIVITAS TBM CENDEKIA
PUISI
Salah satu kegiatan yang menarik di Taman Baca Cendekia adalah sesi puisi, di mana anak-anak dan orang tua diajak untuk mengekspresikan perasaan dan imajinasi mereka melalui kata-kata. Kegiatan ini tidak hanya membantu mengembangkan keberanian dan kemampuan berbahasa, namun juga membangun rasa percaya diri dan kepekaan emosi. Puisi dibacakan dengan penuh ekspresi dalam suasana yang hangat dan menyenangkan, menjadikan Taman Bacaan Cendekia sebagai tempat yang memupuk kecintaan terhadap sastra sejak dini.
BERCERITA
Selain puisi, Taman Baca Cendekia juga secara rutin mengadakan kegiatan mendongeng yang disambut antusias oleh anak-anak. Melalui cerita-cerita menarik yang sarat akan nilai-nilai, anak-anak diajak untuk menggunakan imajinasi mereka, belajar tentang kebaikan, dan memahami berbagai pengalaman hidup dengan cara yang menyenangkan. Kegiatan ini juga menjadi ajang interaksi yang hangat antara pendongeng, anak, dan orang tua, sekaligus memperkuat budaya literasi sejak dini.